Penyakit Jantung Kongenital adalah kelainan jantung yang sudah ada sejak bayi
lahir, dimana kelainan tersebut terjadi sebelum bayi lahir. Namun tidak jarang
kelainan tersebut baru ditemukan setelah pasien berumur beberapa bulan atau
bahkan beberapa tahun.
Penyebab penyakit jantung bawaan masih belum diketahui secara pasti. Namun,
kemajuan dalam genetik molekuler baru-baru ini memungkinkan dalam
mengidentifikasi kelainan kromosom spesifik yang terkait dengan banyak defek.
Selain itu penyebab lain penyakit jantung kongenital juga berkaitan dengan
kelainan perkembangan embrionik, pada usia lima sampai delapan minggu yaitu saat jantung
dan pembuluh darah besar dibentuk. Gangguan perkembangan mungkin disebabkan
oleh faktor-faktor prenatal seperti infeksi ibu selama trimester pertama, seperti rubella, influenza atau chicken pox. Faktor-faktor
lingkungan pun ikut dikaitkan sebagai etiologi penyakit jantung bawaan, yaitu
sekitar 2-4% seperti radiasi, gizi ibu yang jelek, kecanduan obat-obatan dan
alkohol juga mempengaruhi perkembangan embrio.
Yang akan dibahas saat ini adalah penyakit jantung bawaan asianotik. Penyakit jantung bawaan
asianotik dapat digolongkan sesuai dengan beban fisiologis yang menonjol yang
mereka tempatkan pada jantung.
·
Penyakit
Jantung Bawaan (PJB) Non Sianotik dengan Vaskularisasi Paru Bertambah
Kelompok ini paling sering terjadi. Lesi yang terdapat pada jantung
pada kelompok ini akan mengakibatkan
kenaikan beban volume dari kiri ke kanan dan kelainan yang dapat menyebabkan
penyakit jantung pada kelompok ini terdiri dari:
-
Ventrikel
Septal Defek (VSD)
-
Atrial
Septal Defek (ASD)
-
Paten Ductus Arteriosus (PDA).
·
Penyakit
Jantung Bawaan Non Sianotik dengan Vaskularisasi Paru Normal
Pada kelompok ini dapat menyebabkan kenaikan beban tekanan dan paling
sering diakibatkan karena adanya obstruksi pada aliran keluar ventrikel, yaitu
terdiri dari
-
Aorta
Stenosis (AS)
-
Pulmonal
Stenosis (PS)
-
Koartaksio Aorta
Neonatus dengan penyakit jantung bawaan (PJB) dapat
simptomatik maupun asimptomatik. Evaluasi yang teliti harus dilakukan pada neonatus
asimptomatik untuk menentukan diagnosis kardiak yang paling mungkin dan
kemungkinan adanya masalah dikemudian hari. Gejala / tanda pada pemeriksaan fisik sistem kardiovaskuler yang harus
dianalisis adalah dispnoe, sianosis, pulsasi a.femoralis yang lemah / tidak
teraba, serta Interpretasi bising jantung pada masa awal neonatus, dimana
seringkali sulit dan kesulitan ini berhubungan dengan beberapa faktor. Pertama,
adanya perubahan yang cepat tekanan dan resistensi arteri pulmonalis yang terjadi pada jam-jam awal setelah lahir
pada bayi normal. Aliran darah turbulen melalui duktus arteriosus menyebabkan
terdengarnya bising dalam periode singkat akibat turunnya tekanan arteri
pulmonalis. Sebaliknya bising VSD mungkin tidak terdengar untuk beberapa waktu
karena tingginya resistensi paru pada umur beberapa hari / minggu pertama
kehidupan.
Bising
ejeksi sistolik bernada rendah dapat terdengar pada ± 60% neonatus normal ,
biasanya terdengar dengan baik di mid prekordium atau di area pulmonal.
Penyebab bising ini tidak diketahui. Bising dati duktus yang sedang menutup
dapat kontinyu atau murni sistolik dan biasanya timbul dan hilang dalam periode
waktu yang pendek. Pada
kebanyakan kasus bising ini hanya ada beberapa jam saja. Pada neonatus
prematur dapat menetap beberapa hari atau beberapa minggu, karena penutupan
duktus yang terlambat. Adanya bising yang keras dan atau kasar, pada neonatus
,terdeteksi pada hari pertama, biasanya menunjukkan defek obstruktif seperti
aorta stenosis, pulmonal stenosis.
Selain
pengenalan gejala dan tanda pada pemeriksaan fisik dibutuhkan pula pemeriksaan
penunjang guna membantu menegakkan diagnosa yaitu Foto thoraks dan EKG sebagai
alat bantu diagnosis yang sederhana yang dapat membantu menegakkan diagnosis.
Ekokardiografi adalah alat diagnosis yang lebih dapat dipercaya, berperan dalam
mendeteksi PJB. Walaupun pemeriksaan
noninvasif ini telah menggeser peran kateterisasi jantung khususnya pada
neonatus, namun kateterisasi jantung kadang tetap dilakukan pada kasus penderita
penyakit jantung bawaan yang usianya lebih dewasa. Dengan tambahan pemeriksaan
doppler dan doppler berwarna meningkatkan manfaat pemeriksaan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar