Kesadaran sendiri diartikan sebagai suatu kondisi gabungan
antara terjaga dan siaga. Akibat dari keadaan tertentu, maka seseorang dapat
mengalami penurunan kesadaran. Secara umum seseorang dapat mengalami penurunan
kesadaran diakibatkan oleh kelainan struktur intrakranial, kelaianan
metabolik/keracunan, atau kelainan psikiatris. Untuk itu diperlukan suatu alat
untuk menilai tingkat kesadaran seseorang. GCS (Glasgow Coma Scale) digunakan sebagai alat skrining untuk
mengidentifikasi pasien dengan penurunan kesadaran.
Respon Membuka Mata
|
Respon Verbal
|
Fungsi Motorik
|
1, Tidak ada sama sekali
|
1, Tidak ada
sama sekali
|
1, Tidak ada sama
sekali
|
2, Dirangsang dengan nyeri
|
2, Mengerang
|
2, Deserebrasi
jika dirangsang nyeri
|
3, Dirangsang dengan suara
|
3, Kata-kata
yang tidak jelas
|
3, Dekortikasi
jika dirangsang nyeri
|
4, Spontan
|
4, Bingung
|
4, fleksi normal dengan nyeri
|
|
5, Kata-kata
bertujuan
|
5, Bisa
melokalisasi nyeri,
|
|
6, Normal
|
Namun pada kondisi-kondisi tertentu, seperti Vegetative State/Minimally Conscious State, atau
Locked in Syndrome akan sulit dilakukan
penilaian dengan GCS. Terdapat alat penilaian tingkat kesadaran baru yaitu FOUR
(Full Outline of Unresponsiveness),
bertujuan untuk mengatasi kelemahan- kelemahan penilaian GCS dengan skala yang
mudah digunakan dalam penilaian neurologis. Klasifikasi FOUR : nilai 0-7 =
tingkat kematian tinggi, nilai 4-14 = tingkat kematian sedang, nilai 15-16 =
tingkat kematian rendah.
Respon Mata
|
Respon Motorik
|
Refleks Batang Otak
|
Respirasi
|
4 = kelopak mata terbuka atau pernah terbuka dan mengikuti arah atau berkedip oleh perintah
|
4 = ibu jari terangkat atau mengepal atau peace sign
|
4 = terdapat refleks pupil dan kornea
|
4 = pola nafas reguler, tidak terintubasi
|
3 = kelopak mata terbuka namun tidak mengikuti arah
|
3 = melokalisasi nyeri
|
3 = salah satu pupil melebar terus menerus
|
3 = pola cheyne stokes, tidak terintubasi
|
2 = kelopak mata tertutup namun terbuka jika mendengar suara keras
|
2 = memberi respon fleksi pada rangsang nyeri
|
2 = tidak ada refleks pupil atau kornea
|
2 = pola nafas ireguler, tidak terintubasi
|
1 = kelopak mata tertutup namun terbuka oleh rangsang nyeri
|
1 = respon ekstensi
|
1 = tidak ada refleks pupil dan kornea
|
1 = nafas dengan kecepatan diatas ventilator diintubasi
|
0 = kelopak mata tetap tertutup dengan rangsang nyeri
|
0 = tidak ada respon terhadap nyeri atau status mioklonus umum
|
0 = tidak ada refleks pupil, kornea, atau batuk
|
0 = apnea atau pernafasan dengan kecepatan ventilator
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar