- Edukasi
- Diet Diabetes Meliitus
- Latihan fisik, Contoh olah raga yang dapat dilakukan adalah jalan kaki, jogging, berenang, dan bersepeda. Lama latihan berkisar antara 20-30 menit. Sebaiknya latihan fisik dilakukan sebanyak 3-4 kali seminggu. Latihan setiap hari tidak dianjurkan karena dapat menurunkan kondisi fisik dan mental.
- Obat hipoglikemia (penurun kadar gula darah) &injeksi insulin
- Sistem Rujukan. Sistem rujukan dilakukan oleh Puskesmas ke Rumah Sakit yang berkaitan dengan konsultasi pasien untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan operatif pada diabetisi dengan komplikasi.
blog ini berisi tentang materi kedokteran yang pernah saya pelajari sebelumnya, isi dari artikel yang ada saya ambil dari berbagai literatur.
iklan
Jumat, 02 Oktober 2015
5 PRINSIP PENGOBATAN DM
5 prinsip pengobatan diabetes mellitus menurut Depkes RI (2008) adalah :
Kamis, 01 Oktober 2015
DIET BAGI PENDERITA DM
DIET DIEBETES MELITUS
Tujuan Diet
Tujuandiet menurut
Almatsier (2005) adalah membantu pasien memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik, caranya adalah
sebagai berikut
:
- Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal dengan menyeimbangkan asupan makanan, dengan insulin (endogenous atau exogenous), dengan obat penurun glukosa oral dan aktivitas fisik.
- Mencapai dan mempertahankan kadar lipid serum normal
- Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat badan normal
- Menghindari atau menangani komplikasi akut pasien yang menggunakan insulin seperti hipoglikemia, komplikasi jangka pendek, dan jangka lama serta masalah yang berhbungan dengan latihan jasmani
- Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal.
Tujuan diet diabetes mellitus menurut Depkes RI (2003)
ialah :
·
Memberikan
makanan sesuai kebutuhan
·
Mempertahankan
kadar gula darah agar tetap normal
·
Membuat
berat badan menjadi normal & mempertahankannya
·
Mencegah
terjadinya kadar gula darah yang terlalu rendah (hipoglikemia), menyebabkan
pingsan
·
Mencegah
komplikasi
Prinsip Diet
Prinsip diet diabetes mellitus menurut Depkes RI (2003)
ialah :
·
Jumlah
kalori harus sesuai
·
Batasi
penggunaan karbohidrat, terutama gula
·
Protein
yang cukup sesuai kebutuhan
·
Pilih
lemak tak jenuh (lemak nabati)
·
Makanan
berserat tinggi
Syarat diet :
- Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal
- Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total
- Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total, dalam bentuk< 10% dari kebutuhan energi total berasal dari lemak jenuh, 10% dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan sisanya dari lemak tidak jenuh tunggal
- Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan total, 60-70%.
- Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak diperbolehkan kecuali jumlahnya sedikit, bila kadar gula darah sudah terkendali, diperbolehkan mengkonsumsi gula murni sampai 5% dari kebutuhan total.
- Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas, yaitu bahan pemanis selain sakarosa. Gula alternatif ada yang bergizi misalnya fruktosa dan gula alkohol (sorbitol, manitol, silitol) dan yang tidak bergizi misalnya aspartam dan sakarin. Penggunaan fruktosa 20% dari kebutuhan energi total dapat meningkatkan LDL dan kolesterol, sedangkan penggunaan gula alkohol berlebihan mmpunyai pngaruh laksatif.
- Asupan serat di anjurkan 25 g/hari, diuatamakan serat larut air yaitu dari sayur dan buah.
- Pasien DM dengan TD normal diperbolehkan mengkonsumsi natrium (garam dapur) seperti orang sehat, yaitu 3000 mg/hari. Jika TD tinggi, asupan garam dibatasi.
- Cukupi kebutuhan vitamin dan mineral melalui makanan atau suplemen.
Kebutuhan Kalori
Pasien Diabetes Mellitus
Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan kalori menurut
Ahli Gizi RSUD Muntilan & Mahasiswa Prodi D-IV Gizi Klinik (2013), antara
lain:
· Jenis kelamin
|
:
|
wanita 25
kal/kgBB
Pria 30 kal/kgBB
|
· Umur
|
:
|
40-59 tahundikurangi 5%
60-69 tahun dikurangi 10%
>70 tahun dikurangi 20%
|
· Aktivitas fisik/ pekerjaan
|
:
|
keadaan
istirahat 10%
Aktivitas
ringan20%
Aktivitas
sedang 30%
Aktivitas
sangat berat50%
|
· Berat Badan
|
:
|
Kegemukan
dikurangi 20-30%
Kurus ditambah 20-30%
|
Untuk tujuan
menurunkan berat badan, maka
jumlah kalori diberikan
paling sedikit 1000-1200
kkal/hari untuk
wanita dan 1200-1500 kkal/hari
untuk pria.
Kebutuhan Gizi :
-
Protein : 10-20% total asupan energi
-
Lemak : 20-25% dari kebutuhan kalori
-
Krbohidrat : 45-65% dari total asupan energi
Cara menentukan diet untuk penderita
Diabetes Mellitus menurut PERKENI 2011 dalam Ahli Gizi RSUD Muntilan & Mahasiswa
Prodi D-IV Gizi Klinik(2013) :
1. Diet B
Diberikan untuk
penderita :
-
Tidak tahan lapar
-
Mampu atau kaya, tetapi kadar kolsterol darahnya tinggi
-
Mempunyai komplikasi penyempitan pembuluh darah
-
Telah menderita diabetes mellitus lebih dari 15 tahun
(biasanya mengidap angiopati diabetik)
Tabel komposisi diet B
Komposisi dan Sifat
|
Diet B
|
Karbohidrat
|
68% kompleks karbohidrat bebas
gula
|
Protein
|
12%
|
Lemak
|
20%
|
Rasio PUFA : SAFA
|
±1.0
|
SAFA & TUFA
|
< 5%
|
PUFA
|
< 5%
|
MUFA
|
10%
|
Kolesterol per hari
|
300 mg
|
Serat
|
Sayuran golongan A & B 25-35
g/hari
|
Frekuensi per hari
|
6 kali
|
% distribusi per hari
|
20% Makan Pagi
25% Makan Siang
25% Makan Malam
10% Selingan 3x/hari
|
2. Diet B1
Diberikan untuk
penderita :
-
Mampu/ kebiasaan makan tinggi protein, kadar lemak darah
normal
-
Kurus atau berat badan relatif (BBR) kurang dari 90%
-
Usia muda (sedang masa pertumbuhan)
-
Mengalami patah tulang
-
Menderita TBC paru
-
Dalam keadaan pasca bedah
Komposisi makro diet B1
Karbohidrat :
60%
Lemak :
20%
Protein :
20%
3. Diet B2
Diberikan kepada
penderita nefropati diabetik dengan gagal ginjal kronik sedang yang belum
menjalani cuci darah.
Komposisi diet B2
:
Tinggi kalori>
2000 kalori/hari, protein 0,6 g/kgBB, atau
Karbohidrat : 74%
Lemak : 20%
Protein : 6%
Tinggi asam amino
esensial
4. Diet B3
Diberikan kepada
penderita nefropati diabetik dengan gagal gingal kronik dan dalam kondisi
khusus seperti kehilangan protein urin > 3 g/hari atau infeksi berat atau
operasi.
Komposisi diet B3
:
Tinggi kalori
> 2000kalori/kgBB
Rendah protein
0,8 g/kgBB tinggi asam amino esensial
Karbohidrat : 72%
Lemak : 20%
Protein : 8%
5. Kalori untuk
wanita hamil dan menyusui yang menderita Diabetes Mellitus
Kondisi
|
Penambahan
Kalori
|
Kehamilan
|
|
Trimester I
|
{(TB-100)x30} +
100 kalori
|
Trimester II
|
{(TB-100)x30} +
200 kalori
|
- Trimester III
|
{(TB-100)x30} +
300 kalori
|
Menyusui
|
{(TB-100)x30} +
400 kalori
|
Rumus lain yang dapat digunakan
adalah :
HITUNG
BBR (Berat Badan Relatif):
BBR
= BB ÷ (TB-100) × 100%
(BB = Kg, TB = cm)
KRITERIA : -
KURUS : BBR <90%
- NORMAL : BBR 90 - 110%
- GEMUK : BBR > 100%
- OBESITAS : BBR > 120%
KEBUTUHAN
KALORI :
- KURUS : BB X 40-60 KALORI/HARI
- NORMAL : BB X 30 KALORI/HARI
- NORMAL : BB X 30 KALORI/HARI
- GEMUK : BB X 20 KALORI/HARI
- OBESITAS : BB X 10-15 KALORI/HARI
PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL
Penyakit Jantung Kongenital adalah kelainan jantung yang sudah ada sejak bayi
lahir, dimana kelainan tersebut terjadi sebelum bayi lahir. Namun tidak jarang
kelainan tersebut baru ditemukan setelah pasien berumur beberapa bulan atau
bahkan beberapa tahun.
Penyebab penyakit jantung bawaan masih belum diketahui secara pasti. Namun,
kemajuan dalam genetik molekuler baru-baru ini memungkinkan dalam
mengidentifikasi kelainan kromosom spesifik yang terkait dengan banyak defek.
Selain itu penyebab lain penyakit jantung kongenital juga berkaitan dengan
kelainan perkembangan embrionik, pada usia lima sampai delapan minggu yaitu saat jantung
dan pembuluh darah besar dibentuk. Gangguan perkembangan mungkin disebabkan
oleh faktor-faktor prenatal seperti infeksi ibu selama trimester pertama, seperti rubella, influenza atau chicken pox. Faktor-faktor
lingkungan pun ikut dikaitkan sebagai etiologi penyakit jantung bawaan, yaitu
sekitar 2-4% seperti radiasi, gizi ibu yang jelek, kecanduan obat-obatan dan
alkohol juga mempengaruhi perkembangan embrio.
Yang akan dibahas saat ini adalah penyakit jantung bawaan asianotik. Penyakit jantung bawaan
asianotik dapat digolongkan sesuai dengan beban fisiologis yang menonjol yang
mereka tempatkan pada jantung.
·
Penyakit
Jantung Bawaan (PJB) Non Sianotik dengan Vaskularisasi Paru Bertambah
Kelompok ini paling sering terjadi. Lesi yang terdapat pada jantung
pada kelompok ini akan mengakibatkan
kenaikan beban volume dari kiri ke kanan dan kelainan yang dapat menyebabkan
penyakit jantung pada kelompok ini terdiri dari:
-
Ventrikel
Septal Defek (VSD)
-
Atrial
Septal Defek (ASD)
-
Paten Ductus Arteriosus (PDA).
·
Penyakit
Jantung Bawaan Non Sianotik dengan Vaskularisasi Paru Normal
Pada kelompok ini dapat menyebabkan kenaikan beban tekanan dan paling
sering diakibatkan karena adanya obstruksi pada aliran keluar ventrikel, yaitu
terdiri dari
-
Aorta
Stenosis (AS)
-
Pulmonal
Stenosis (PS)
-
Koartaksio Aorta
Neonatus dengan penyakit jantung bawaan (PJB) dapat
simptomatik maupun asimptomatik. Evaluasi yang teliti harus dilakukan pada neonatus
asimptomatik untuk menentukan diagnosis kardiak yang paling mungkin dan
kemungkinan adanya masalah dikemudian hari. Gejala / tanda pada pemeriksaan fisik sistem kardiovaskuler yang harus
dianalisis adalah dispnoe, sianosis, pulsasi a.femoralis yang lemah / tidak
teraba, serta Interpretasi bising jantung pada masa awal neonatus, dimana
seringkali sulit dan kesulitan ini berhubungan dengan beberapa faktor. Pertama,
adanya perubahan yang cepat tekanan dan resistensi arteri pulmonalis yang terjadi pada jam-jam awal setelah lahir
pada bayi normal. Aliran darah turbulen melalui duktus arteriosus menyebabkan
terdengarnya bising dalam periode singkat akibat turunnya tekanan arteri
pulmonalis. Sebaliknya bising VSD mungkin tidak terdengar untuk beberapa waktu
karena tingginya resistensi paru pada umur beberapa hari / minggu pertama
kehidupan.
Bising
ejeksi sistolik bernada rendah dapat terdengar pada ± 60% neonatus normal ,
biasanya terdengar dengan baik di mid prekordium atau di area pulmonal.
Penyebab bising ini tidak diketahui. Bising dati duktus yang sedang menutup
dapat kontinyu atau murni sistolik dan biasanya timbul dan hilang dalam periode
waktu yang pendek. Pada
kebanyakan kasus bising ini hanya ada beberapa jam saja. Pada neonatus
prematur dapat menetap beberapa hari atau beberapa minggu, karena penutupan
duktus yang terlambat. Adanya bising yang keras dan atau kasar, pada neonatus
,terdeteksi pada hari pertama, biasanya menunjukkan defek obstruktif seperti
aorta stenosis, pulmonal stenosis.
Selain
pengenalan gejala dan tanda pada pemeriksaan fisik dibutuhkan pula pemeriksaan
penunjang guna membantu menegakkan diagnosa yaitu Foto thoraks dan EKG sebagai
alat bantu diagnosis yang sederhana yang dapat membantu menegakkan diagnosis.
Ekokardiografi adalah alat diagnosis yang lebih dapat dipercaya, berperan dalam
mendeteksi PJB. Walaupun pemeriksaan
noninvasif ini telah menggeser peran kateterisasi jantung khususnya pada
neonatus, namun kateterisasi jantung kadang tetap dilakukan pada kasus penderita
penyakit jantung bawaan yang usianya lebih dewasa. Dengan tambahan pemeriksaan
doppler dan doppler berwarna meningkatkan manfaat pemeriksaan ini.
Langganan:
Postingan (Atom)