iklan

Jumat, 02 Oktober 2015

5 PRINSIP PENGOBATAN DM

5 prinsip pengobatan diabetes mellitus menurut Depkes RI (2008) adalah :
  1. Edukasi
  2. Diet Diabetes Meliitus
  3. Latihan fisik, Contoh olah raga yang dapat dilakukan adalah jalan kaki, jogging, berenang, dan bersepeda. Lama latihan berkisar antara 20-30 menit. Sebaiknya latihan fisik dilakukan sebanyak 3-4 kali seminggu. Latihan setiap hari tidak dianjurkan karena dapat menurunkan kondisi fisik dan mental.
  4. Obat hipoglikemia (penurun kadar gula darah) &injeksi insulin
  5. Sistem Rujukan. Sistem rujukan dilakukan oleh Puskesmas ke Rumah Sakit yang berkaitan dengan konsultasi pasien untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan operatif pada diabetisi dengan komplikasi.

Kamis, 01 Oktober 2015

DIET BAGI PENDERITA DM

DIET DIEBETES MELITUS

Tujuan Diet
Tujuandiet menurut Almatsier (2005) adalah membantu pasien memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik, caranya adalah sebagai berikut :
  1. Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal dengan menyeimbangkan asupan makanan, dengan insulin (endogenous atau exogenous), dengan obat penurun glukosa oral dan aktivitas fisik.
  2. Mencapai dan mempertahankan kadar lipid serum normal
  3. Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat badan normal
  4. Menghindari atau menangani komplikasi akut pasien yang menggunakan insulin seperti hipoglikemia, komplikasi jangka pendek, dan jangka lama serta masalah yang berhbungan dengan latihan jasmani
  5. Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal.

Tujuan diet diabetes mellitus menurut Depkes RI (2003) ialah :
·                Memberikan makanan sesuai kebutuhan
·                Mempertahankan kadar gula darah agar tetap normal
·                Membuat berat badan menjadi normal & mempertahankannya
·                Mencegah terjadinya kadar gula darah yang terlalu rendah (hipoglikemia), menyebabkan pingsan
·                Mencegah komplikasi

Prinsip Diet
Prinsip diet diabetes mellitus menurut Depkes RI (2003) ialah :
·                Jumlah kalori harus sesuai
·                Batasi penggunaan karbohidrat, terutama gula
·                Protein yang cukup sesuai kebutuhan
·                Pilih lemak tak jenuh (lemak nabati)
·                Makanan berserat tinggi

Syarat diet :
  1. Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal
  2. Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total
  3. Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total, dalam bentuk< 10% dari kebutuhan energi total berasal dari lemak jenuh, 10% dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan sisanya dari lemak tidak jenuh tunggal
  4. Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan total, 60-70%.
  5. Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak diperbolehkan kecuali jumlahnya sedikit, bila kadar gula darah sudah terkendali, diperbolehkan mengkonsumsi gula murni sampai 5% dari kebutuhan total.
  6. Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas, yaitu bahan pemanis selain sakarosa. Gula alternatif ada yang bergizi misalnya fruktosa dan gula alkohol (sorbitol, manitol, silitol) dan yang tidak bergizi misalnya aspartam dan sakarin. Penggunaan fruktosa  20% dari kebutuhan energi total dapat meningkatkan LDL dan kolesterol, sedangkan penggunaan gula alkohol berlebihan mmpunyai pngaruh laksatif.
  7. Asupan serat di anjurkan 25 g/hari, diuatamakan serat larut air yaitu dari sayur dan buah.
  8. Pasien DM dengan TD normal diperbolehkan mengkonsumsi natrium (garam dapur) seperti orang sehat, yaitu 3000 mg/hari. Jika TD tinggi, asupan garam dibatasi.
  9. Cukupi kebutuhan vitamin dan mineral melalui makanan atau suplemen.

Kebutuhan Kalori Pasien Diabetes Mellitus
Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan kalori menurut Ahli Gizi RSUD Muntilan & Mahasiswa Prodi D-IV Gizi Klinik (2013), antara lain:
·    Jenis kelamin
:
wanita 25 kal/kgBB
Pria 30 kal/kgBB
·    Umur
:
40-59 tahundikurangi 5%
60-69 tahun dikurangi 10%
>70 tahun dikurangi 20%
· Aktivitas fisik/ pekerjaan
:
keadaan istirahat 10%
Aktivitas ringan20%
Aktivitas sedang 30%
Aktivitas sangat berat50%
·     Berat Badan
:
Kegemukan dikurangi 20-30%
Kurus ditambah 20-30%

Untuk tujuan menurunkan berat badan, maka
jumlah kalori diberikan paling sedikit 1000-1200
kkal/hari untuk wanita dan 1200-1500 kkal/hari
untuk pria.
Kebutuhan Gizi :
-          Protein       :    10-20% total asupan energi
-          Lemak       :    20-25% dari kebutuhan kalori
-          Krbohidrat  :    45-65% dari total asupan energi

Cara menentukan diet untuk penderita Diabetes Mellitus menurut PERKENI 2011 dalam Ahli Gizi RSUD Muntilan & Mahasiswa Prodi D-IV Gizi Klinik(2013) :

1.      Diet B
Diberikan untuk penderita :
-          Tidak tahan lapar
-          Mampu atau kaya, tetapi kadar kolsterol darahnya tinggi
-          Mempunyai komplikasi penyempitan pembuluh darah
-          Telah menderita diabetes mellitus lebih dari 15 tahun (biasanya mengidap angiopati diabetik)

Tabel komposisi diet B
Komposisi dan Sifat
Diet B
Karbohidrat
68% kompleks karbohidrat bebas gula
Protein
12%
Lemak
20%
Rasio PUFA : SAFA
±1.0
SAFA & TUFA
< 5%
PUFA
< 5%
MUFA
10%
Kolesterol per hari
300 mg
Serat
Sayuran golongan A & B 25-35 g/hari
Frekuensi per hari
6 kali
% distribusi per hari
20% Makan Pagi
25% Makan Siang
25% Makan Malam
10% Selingan 3x/hari

2.      Diet B1
Diberikan untuk penderita :
-          Mampu/ kebiasaan makan tinggi protein, kadar lemak darah normal
-          Kurus atau berat badan relatif (BBR) kurang dari 90%
-          Usia muda (sedang masa pertumbuhan)
-          Mengalami patah tulang
-          Menderita TBC paru
-          Dalam keadaan pasca bedah
Komposisi makro diet B1
Karbohidrat      : 60%
Lemak             : 20%
Protein             : 20%

3.      Diet B2
Diberikan kepada penderita nefropati diabetik dengan gagal ginjal kronik sedang yang belum menjalani cuci darah.
Komposisi diet B2 :
Tinggi kalori> 2000 kalori/hari, protein 0,6 g/kgBB, atau
Karbohidrat       : 74%
Lemak              : 20%
Protein              : 6%
Tinggi asam amino esensial

4.      Diet B3
Diberikan kepada penderita nefropati diabetik dengan gagal gingal kronik dan dalam kondisi khusus seperti kehilangan protein urin > 3 g/hari atau infeksi berat atau operasi.
Komposisi diet B3 :
Tinggi kalori > 2000kalori/kgBB
Rendah protein 0,8 g/kgBB tinggi asam amino esensial
Karbohidrat       : 72%
Lemak              : 20%
Protein             : 8%

5.      Kalori untuk wanita hamil dan menyusui yang menderita Diabetes Mellitus
Kondisi
Penambahan Kalori
Kehamilan

           Trimester I
{(TB-100)x30} + 100 kalori
           Trimester II
{(TB-100)x30} + 200 kalori
-            Trimester III 
  {(TB-100)x30} + 300 kalori
Menyusui
{(TB-100)x30} + 400 kalori

Rumus lain yang dapat digunakan adalah :
HITUNG BBR (Berat Badan Relatif):
BBR =  BB ÷ (TB-100) × 100%
(BB = Kg, TB = cm)

 KRITERIA :   - KURUS        : BBR <90%
                     - NORMAL     : BBR 90 - 110%
                     - GEMUK       : BBR > 100%
                     - OBESITAS  : BBR > 120%

KEBUTUHAN KALORI :
- KURUS        : BB X 40-60 KALORI/HARI
- NORMAL     : BB X 30 KALORI/HARI
- GEMUK       : BB X 20 KALORI/HARI
- OBESITAS  : BB X 10-15 KALORI/HARI
  

POSTER PHBS DI LINGKUNGAN SEKOLAH

PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL

Penyakit Jantung Kongenital adalah kelainan jantung yang sudah ada sejak bayi lahir, dimana kelainan tersebut terjadi sebelum bayi lahir. Namun tidak jarang kelainan tersebut baru ditemukan setelah pasien berumur beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun.
Penyebab penyakit jantung bawaan masih belum diketahui secara pasti. Namun, kemajuan dalam genetik molekuler baru-baru ini memungkinkan dalam mengidentifikasi kelainan kromosom spesifik yang terkait dengan banyak defek. Selain itu penyebab lain penyakit jantung kongenital juga berkaitan dengan kelainan perkembangan embrionik, pada usia lima sampai delapan minggu yaitu saat jantung dan pembuluh darah besar dibentuk. Gangguan perkembangan mungkin disebabkan oleh faktor-faktor prenatal seperti infeksi ibu selama trimester pertama, seperti rubella, influenza atau chicken pox. Faktor-faktor lingkungan pun ikut dikaitkan sebagai etiologi penyakit jantung bawaan, yaitu sekitar 2-4% seperti radiasi, gizi ibu yang jelek, kecanduan obat-obatan dan alkohol juga mempengaruhi perkembangan embrio.
Yang akan dibahas saat ini adalah penyakit jantung bawaan asianotik. Penyakit jantung bawaan asianotik dapat digolongkan sesuai dengan beban fisiologis yang menonjol yang mereka tempatkan pada jantung.

·         Penyakit Jantung Bawaan (PJB) Non Sianotik dengan Vaskularisasi Paru Bertambah
Kelompok ini paling sering terjadi. Lesi yang terdapat pada jantung pada kelompok  ini akan mengakibatkan kenaikan beban volume dari kiri ke kanan dan kelainan yang dapat menyebabkan penyakit jantung pada kelompok ini terdiri dari:
-          Ventrikel Septal Defek (VSD)
-          Atrial Septal Defek (ASD)
-           Paten Ductus Arteriosus (PDA).

·         Penyakit Jantung Bawaan Non Sianotik dengan Vaskularisasi Paru Normal
Pada kelompok ini dapat menyebabkan kenaikan beban tekanan dan paling sering diakibatkan karena adanya obstruksi pada aliran keluar ventrikel, yaitu terdiri dari
-          Aorta Stenosis (AS)
-          Pulmonal Stenosis (PS)
-           Koartaksio Aorta

Neonatus dengan penyakit jantung bawaan (PJB) dapat simptomatik maupun asimptomatik. Evaluasi yang teliti harus dilakukan pada neonatus asimptomatik untuk menentukan diagnosis kardiak yang paling mungkin dan kemungkinan adanya masalah dikemudian hari. Gejala / tanda pada pemeriksaan fisik sistem kardiovaskuler yang harus dianalisis adalah dispnoe, sianosis, pulsasi a.femoralis yang lemah / tidak teraba, serta Interpretasi bising jantung pada masa awal neonatus, dimana seringkali sulit dan kesulitan ini berhubungan dengan beberapa faktor. Pertama, adanya perubahan yang cepat tekanan dan resistensi  arteri pulmonalis  yang terjadi pada jam-jam awal setelah lahir pada bayi normal. Aliran darah turbulen melalui duktus arteriosus menyebabkan terdengarnya bising dalam periode singkat akibat turunnya tekanan arteri pulmonalis. Sebaliknya bising VSD mungkin tidak terdengar untuk beberapa waktu karena tingginya resistensi paru pada umur beberapa hari / minggu pertama kehidupan.
            Bising ejeksi sistolik bernada rendah dapat terdengar pada ± 60% neonatus normal , biasanya terdengar dengan baik di mid prekordium atau di area pulmonal. Penyebab bising ini tidak diketahui. Bising dati duktus yang sedang menutup dapat kontinyu atau murni sistolik dan biasanya timbul dan hilang dalam periode waktu yang pendek. Pada kebanyakan kasus bising ini hanya ada beberapa jam saja. Pada neonatus prematur dapat menetap beberapa hari atau beberapa minggu, karena penutupan duktus yang terlambat. Adanya bising yang keras dan atau kasar, pada neonatus ,terdeteksi pada hari pertama, biasanya menunjukkan defek obstruktif seperti aorta stenosis, pulmonal stenosis. 
      Selain pengenalan gejala dan tanda pada pemeriksaan fisik dibutuhkan pula pemeriksaan penunjang guna membantu menegakkan diagnosa yaitu Foto thoraks dan EKG sebagai alat bantu diagnosis yang sederhana yang dapat membantu menegakkan diagnosis. Ekokardiografi adalah alat diagnosis yang lebih dapat dipercaya, berperan dalam mendeteksi PJB. Walaupun  pemeriksaan noninvasif ini telah menggeser peran kateterisasi jantung khususnya pada neonatus, namun kateterisasi jantung kadang tetap dilakukan pada kasus penderita penyakit jantung bawaan yang usianya lebih dewasa. Dengan tambahan pemeriksaan doppler dan doppler berwarna meningkatkan manfaat pemeriksaan ini.