iklan

Selasa, 29 September 2015

DETOKSIFIKASI

Detoksifikasi (berasal dari kata detox) adalah lintasan metabolisme yang mengurangi kadar racun di dalam tubuh dengan penyerapan, distribusi, biotransformasi dan ekskresi molekul toksin.

Munculnya toksin dalam tubuh sebetulnya terjadi secara alami. Toksin bisa berasal dari ampas makanan dan makanan-makanan yang tidak tercerna. Toksin bisa juga berasal dari udara serta kimia, yakni pestisida, zat atau makanan aditif, logam berat pada air, kimia industri, residu obat-obat farmasi, dan sebagainya. Semua zat yang tidak diperlukan tubuh akan diperlakukan sebagai racun atau toksin.

Tubuh manusia sendiri memiliki sistem detoksifikasi, seperti sistem pencernaan, sistem kemih, sistem pernafasan, dan melalui kulit dan kelenjar keringat.


Minggu, 27 September 2015

EFEK LARVISIDAL EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum Linn) TERHADAP LARVA INSTAR III Culex quinquefasciatus


EFEK LARVISIDAL EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum  Linn) TERHADAP LARVA INSTAR III Culex quinquefasciatus
Listya Ayu Wijayani1, Siti Isti’anah2
INTISARI
Wuchereria bancrofti perkotaan merupakan salah satu nematoda penyebab filariasis yang dibawa oleh nyamuk Culex quinquefasciatus. Filariasis menimbulkan gejala sisa elefantiasis sehingga seringkali menurunkan angka produktivitas penderitanya. Pemberantasan penyakit ini sulit, maka upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pengendalian vektor. Salah satu cara pengendalian vektor adalah menggunakan insektisida nabati. Kemangi (Ocimum sanctum Linn) yang memiliki kandungan flavonoid, saponin, dan eugenol telah terbukti di laboratorium memiliki efek larvisidal terhadap Aedes aegypti dan Anopheles maculatus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek larvisidal ekstrak etanol 96% daun kemangi (Ocimum sanctum Linn) terhadap larva instar III Culex quinquefasciatus serta besar LC50 dan LC90nya. Penelitian merupakan eksperimental laboratoris dengan metode Post test only control group design. Ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum sanctum Linn) diencerkan menjadi konsentrasi 5000 ppm, 4500 ppm, 4000 ppm, 3500 ppm, 3000 ppm, 2000 ppm, 1500 ppm, 1000 ppm. Percobaan dilakukan sebanyak tiga kali. Pada setiap percobaan disertakan satu kontrol yaitu Tween 20 0,25% dalam aquades. Analisis statistik dilakukan dengan uji Kruskal-Walls (IK : 95%) dan dilanjutkan dengan uji Mann-Witney. Efek larvisidal ekstrak etanol daun kemangi diuji dengan analisis probit untuk melihat LC50 dan LC90. Pada analisis Kruskal Walls (IK : 95%) diperoleh hasil bahwa tiap kelompok uji memiliki perbedaan signifikan terhadap kematian larva instar III Culex quinquefasciatus dilihat dari nilai p yang kurang dari 0,05. Uji lanjut dilakukan dengan uji Mann-Witney dan hasilnya menunjukkan tidak semua kelompok uji terdapat perbedaan yang signifikan antar masing-masing kelompok. Hasil analisis probit diketahui bahwa ekstrak etanol daun kemangi memiliki LC50 pada konsentrasi 2281,931 ppm dan LC90 pada konsentrasi 5016,314 ppm. Ekstrak etanol 96% daun kemangi (Ocimum sanctum Linn) memiliki efek larvisidal terhadap larva instar III Culex quinquefasciatus dilihat dari nilai p yang lebih dari 0,05 antara uji kontrol dibandingkan dengan semua konsentrasi ekstrak.  Besar LC50 pada  konsentrasi 2281,931 ppm dan LC90 pada konsentrasi 5016,314 ppm.

Kata kunci : Culex quinquefasciatus – larvisidal - ekstrak etanol – daun kemangi (Ocimum sanctum Linn).